Ketika Aku Merasa Sendiri

Tiada teman untuk bercerita. Tiada kawan yang bisa mengerti. Tiada rekan yang bisa kuandalkan. Tiada orang yang bisa kupercaya. Tiada yang peduli.

Hari Ini

Hari ini aku marah, jengkel, sebal, sedih, kesal. Semakin hari semakin berat rasanya. Hari ini, kubulatkan niat untuk tidak datang pengajian hanya untuk dapat skype-an sama Saskia.. (karena hari minggu rencana ada acara di KBRI..  dan minggu depan (sabtu-minggu) Saskia mau piknik ke pantai.. jadi tadinya hari ini aku ingin puas2in skypean sama Saskia... tapi ternyata, rupanya Allah tidak mengijinkan niatku.. Listrik di Semarang mati... terus pada pergi.. dan ketika pulang sudah kemalaman dan listrik sudah menyala Saskia sudah tertidur.

Selain itu, hari ini sial beruntun. Males ceritanya.

Akhir-akhir ini aku sedang amat sangat sensitif. Hampir setiap saat ingin menangis. Akibatnya jadi susah konsen  belajar maupun ngerjain tugas. Bersosialisasi pun malas. Bertemu teman malas ngobrol dan beramah tamah. Inginnya menyendiri di dalam kamar. Padahal tugas kuliah numpuk dan deadlinenya hampir bersamaan dalam 1-2 minggu ke depan. Jadinya kurang tidur (karena butuh waktu lebih lama untuk fokus ngerjain tugas). Jadinya lagi badan lelah letih lesu... capek luar biasa... Makan gak nafsu. Tidur gak nyenyak, dan gak bisa lama.

Menangislah aku sepuasnya. 

Sekolah jauh seorang diri meninggalkan bayi bukan ide yang bagus. Membiarkan diriku kehilangan momen2 berharga merawat dan melihat anak pertamaku tumbuh dan berkembang demi belajar sesuatu yang belum tentu nantinya dapat aku terapkan ke depannya.. hanya karena mumpung ada yang mau membiayai. Betapa egoisnya diriku.

Saskia lagi sakit batuk pilek. Yang bantuin Mbah Ti ngasuh Saskia mau keluar bulan depan (karena mau nikah). Mana Mbah Ti lagi gak punya pembantu. Jadi kepikiran. 

Maret, April, Mei, Juni, Juli... 4 bulan lagi. 

Hanya bisa berdoa semoga Saskia, Pappa Saskia, Mbah Ti, Mbah Kung sehat2 selalu dan baik2 saja. Semoga mendapat pengganti baby sitter yang baik bahkan lebih baik lagi.