Hidup itu seperti pelangi.. merah ceria dan menarik laksana bunga mawar.. jingga seromantis langit senja.. kuning selembut dan sehangat cahaya mentari pagi.. hijau yang damai dan meneduhkan bagai pohon yang rimbun... biru secerah langit di angkasa.. dan ungu seindah anggrek di halaman depan rumah.. Menyenangkan! :)
Monday 23 November 2009
The Naked Traveler
Bagaimana tidak, Trinity--begitu nama samarannya--sudah biasa travelling seorang diri ataupun bersama orang asing yang ditemui selama perjalanannya berpetualang ke 33 negara... Wow... Sesuatu yang tidak mungkin akan kulakukan.. Bukannya gak berani ya... ya cuma garing aja gitu, menurut aku... apa enaknya coba travelling sendirian...
Back to the book...
Banyak cerita menarik yang dia tulis di buku ini. Sesuatu yang sekilas antara dan penting gak penting ya... Tapi tidak mungkin tertera dalam brosur wisata atau diberitahukan oleh petugas biro perjalanan... Sesuatu yang kita gak bakal tahu kalau gak tanya... Jadi ya memang harus diketahui dari pengalaman orang lain...
Beberapa dari sesuatu itu antara lain:
- di eropa sono udah ada closet yang flushing-nya dengan cara membuka pintu
- tidak semua pramugari/a cantik/ganteng, bertubuh ideal, muda dan rapi...
di luar negeri orang gendut, gay, rambut awut2an, dan bahkan yang seumuran
kakek-nenek pun bisa jadi pramugari/a...
- hostel di luar negeri tidak membedakan jenis kelamin dalam satu kamar...
jadi bisa aja 1 kamar ber-5 dan kamu 1-1-nya cewek di kamar itu... hiiii...
- ada pulau di Sumatera Barat (apa ya namanya aku lupa) yang konon indah,
sangat terkenal di Italia, tapi kok aku aja baru dengar tuh nama pulaunya...
ternyata oh ternyata... pulau itu memang dikelola sama orang Italia...
pas aku searching di internet, hmm, katanya sih memang 'dipinjamkan' oleh
pemda sana untuk jangka waktu 30 tahun... hlah... nanti kalau sudah tiba
waktunya 'dikembalikan'... siapa yang nagih ya... barangkali yang buat
keputusan untuk 'meminjamkan' sudah pensiun... dan generasi selanjutnya
sudah lupa atau bahkan gak ada yang tahu menahu urusan itu...
- pohon pisang bisa jadi tanaman yang menakjubkan bagi turis dari negara
nontropis...
- di Thailand, perempuan jadi-jadian bisa jadi lebih cantik dari perempuan asli...
- dan lain sebagainya.... (cari aja bukunya kalau penasaran... terutama untuk
yang doyan travelling... bagi yang tidak pun tetap seru lah buat
menambah wawasan dibaca di waktu senggang...)
Monday 16 November 2009
Dyah/Diah Yang Mana..?
Well, kalau menurut aku, nama yang paling pasaran untuk perempuan di pulau Jawa adalah... : Diah or Dyah... Intinya itulah.. sama aja tho bunyinya...
Dimulai dariiii... enyak ku sendiri... Begitu pula nama kakak n adik kandungnya... (btw, mbahku ini kurang kreatif juga ngasih nama 3 anak perempuannya dengan nama depan yang sama... Untunglah nama panjangannya n nama panggilannya beda2).
Waktu SD dan SMP kalau ga salah juga punya teman sekolah dengan nama itu tapi cuma 1-2... Itu pun aku ga akrab.... so ga masalah.. Jadi masalahnya di mana..?
Dimulai dari punya tetangga yang juga teman SMU dengan nama Dyah K... yang di kemudian hari berhasil 'menjerumuskan'ku (hehe...lebay ah... thx anyway.. karena di sini pula lah aku menemukan jodohku.. :) masuk di instansi di mana aku merasa terjebak untuk terlibat dalam sistem birokrasi yang yang seringkali tidak jelas batas antara hitam dan putih...
Selanjutnya, di bagian yang sama, lupa gimana mulanya... mungkin karena kantornya sebelahan, sama2 anak kos yang kos nya juga deketan... dan karena dalam beberapa hal kami punya kesamaan sehingga berteman pula lah aku dengan orang bernama Diah... Sebut aja namanya Diah N.... Nah, Diah N. ini sobatan dengan Diah S... Jadi kadang aku suka pergi bertiga dengan 2 orang bernama Diah dimana mereka pun Diah N. dan Diah S. masing2 saling memanggil dengan nama yang sama... *bingung mode on* *kayak ga ada alternatif panggilan lain aja*
Karena aku cukup dekat dengan Diah Dyah itu, susahnya kalau aku lagi cerita tentang Diah ke orang lain, ke calon suamiku misalnya... pastilah pertanyaannya... "Diah yang mana nih?"
Lain cerita... suatu hari pernah juga ada yang tanya ke aku dengan yakinnya.. "Kamu anaknya Bu Dyah ya?" walau heran dari mana mereka kenal ibuku, dengan mantap kujawab "Iya. Kok tahu?" Setelah orang itu tanya2 hal lain yang ga nyambung, barulah aku sadar bahwa yang dimaksud adalah wanita tua yang punya posisi di bagian di mana aku berada... Ya aku ralatlah... Ibuku punya nama yang sama..., tapi bukan yang ituuuu....
Selanjutnya... makin banyak aja yang mengira aku anak beliau... Katanya mukaku mirip sama ibu itu... Huuuh... mirip apanya..? Mirip dari Hong Kong..?? Jauh lah yauw... Jauh lebih cantikan akuuu... hihihi...
Lalu, beberapa waktu yang lalu sebelum menikah, aku berencana untuk pindah ke Bandung... well, atas permintaan calon suami waktu itu... Tanya sana sini... sampailah pada suatu informasi di mana untuk urusan mutasi, maka yang suka ngurusin namanya Bu Diah... (juga?!) Ok. Jadilah kuurus ke Ibu Diah mutasi...
Selanjutnya, aku harus cari informasi juga ke tempat yang akan menerima... Karena calon suamiku waktu itu kebetulan ada urusan kerjaan juga ke tempat di mana aku akan pindah.., maka dia sekalian cari info juga di sana, di bagian mana kira2 aku bisa pindah... Bertemulah dia dengan dengan seseorang yang (lagi-lagi) bernama Diah! Diah yang ini sudah cukup familiar karena sama2 satu angkatan masuk instansi... cuma ga pernah akrab aja.
Maka ketika calon suamiku telfon dan bilang, "Dek, kenal Diah R. ga? Satu angkatan masuk sama kita... Tau gak, ternyata dia udah duluan pindah ke sini... Jadi nanti temanmu di sini namanya Diah juga... hahaha."
What?? Again..?!!
Emas
Hanya saja dari dulu niat mau beli LM belum juga terlaksana karena masih mikir ini itu... nanti nyimpannya di mana n gimana lah de-el-el... Sampai tibalah suatu sore serelah tes TOEFL kemarin itu di ITB... Sesaat sebelum turun tangga menuju tempat parkiran si Mas ngeliat ada poster menarik tentang dinar & dirham sebagai alat pembayaran... Jadilah kami cari kios yang jual dinar-dirham untuk tanya-tanya... Yang jual lagi beres2 mau nutup kios.., untunglah dianya baik masih mau jelasin ke kami tentang dinar dirham itu....
Dinar-dirham yang dimaksud bukanlah mata uang beberapa negara di timur tengah sekarang yang sudah merupakan mata uang yang nilainya sesuai seperti yang tertera di kertas atau koin..., tapi dinar-dirham yang dipakai jaman Rasulullah dulu... di mana 1 koin dinar terbuat dari emas 22 karat seberat 4,25 gram dan 1 koin dirham terbuat dari perak murni seberat 2,975 gram...
Intinya, alat pembayaran ini relatif stabil... Well yang menggunakan memang masih komunitas tertentu saja..., tapi gapapa juga kalau kita ingin sekedar menyimpan untuk investasi..., ups, lindung nilai tepatnya... (masnya ngotot bahwa ini dinar-dirham ini bukan untuk investasi melainkan sekedar melindungi nilai uang kita terhadap inflasi).
Sebagai gambaran... dari jaman Rasulullah dulu harga seekor kambing tuh 1 dinar... Dengan harga emas sekarang, 1 dinar (=4,25 gram emas 22 karat) setara dengan sekitar 1,3 jutaan..., dan sekarang harga kambing emang sekitar segituan kan... hmmm...(conclusion: kambing juga bisa dijadikan alternatif lindung nilai rupiah terhadap inflasi, denga catatan kambingnya berumur paaaaanjaaaaang dan laaaaamaaaaa... :D)
Setelah kami pikir2, makin mantaplah niat kami untuk beli emas LM... Kenapa bukan dinar...? Karena agennya/yang jual kayaknya masih sedikit n peredarannya masih terbatas... Khawatir aja kalau nanti agak susah jualnya lagi... Apalagi yang memproduksi koin dinar itu perusahaan swasta... Kalau LM kan produksi PT. AnTam... so, kami pikir lebih meyakinkan lah...
Perburuan dimulai...
Dari hasil searching di Google, diketahui dari beberapa blog orang2, bahwa tidak semua toko emas jual LM... Dari sana pula aku dapat informasi bahwa di Bandung ini ada 3 toko yang biasa jual itu barang, yaitu: toko mas Buana di Kosambi, toko mas Topaz n toko mas Indah di Otista... Btw thx untuk para penulis blognya yang udah kasih info, jadi kami ga perlu ngedatengin toko emas di seluruh sudut kota Bandung satu per satu buat nanya, "jual emas batangan ga, om, tante, teh..?"
Btw, di Buana emas batangannya yang resmi mestinya ada sertifikatnya... tapi mereka juga jual yang ga pakai sertifikat... katanya sih dari AnTam nya sendiri emang ga ada sertifikatnya... (tapi kok kayaknya kurang meyakinkan ya...masa AnTam memproduksi ada yang pakai sertifikat ada yang enggak... mana harganya per gram sama aja sama yang pakai sertifikat...)... Mereka juga jual koin emas ONH... 1 koin beratnya 5 gram... harganya bisa lebih rendah sekitar seribu-dua ribu per gram nya dibandingkan harga LM nya AnTam... Fyi, koin emas ONH bukan keluaran AnTam, lupa keluaran PT apa tapi secara resmi didistribusikan oleh Pegadaian...
Pernah di lain waktu di Buana keabisan... Jadilah kami ke Otista... Topaz juga keabisan... Untungnya di Indah masih ada stok... Beda sama di Buana.., di Topaz n Indah emas batangan ga di display... Jadi mesti tanya dulu... (Btw, waktu itu, di kala di Buana n Topaz keabisan stok sama sekali, Indah masih punya banyak kayaknya... Habisnya pas kami tanya dia masih punya yang 5 gram, 10 gram, 25 gram, dst, dengan kuantitas lebih dari 1)... Fyi, makin besar beli batangannya harga per gram nya lebih murah... Untuk yang ga punya kartu BCA, jangan lupa kalau mau beli ambil uang tunai dulu, coz rata2 toko emas cuma punya mesin dari bank itu... Kalau mau tetap pakai mesin itu bisa2 aja sih... tapi kena charge 3% dari harga yang dibayar... sayang kan...
Tuesday 10 November 2009
Ada Apa Dengan TOEFL
Aku : 517 ; si Mas : 513 ... whuoaaaaaaa..... :(((((
(kena kutukan apa ya kita ini, susah bener ningkatin score TOEFL...)
Ayo semangaaaaattt....! Belajar lagi!!! Coba lagi!!!!!
Friday 6 November 2009
Cerita dari Ciwidey
Sampai sana cukup banyak juga pengunjungnya... Syukurlah... Soalnya di perjalanan perasaan kendaraan yang menuju ke sana cuma 1-2... ga banyak, maksudnya.. agak khawatir jangan2 tempatnya sepiiii,,, Terus, tadinya kupikir kawah putih itu warna airnya putih... eh ternyata tidak tuh... warnanya hmm... apa ya... ya kaya gini nih... semu ijo-biru-torquise...
Ini daun teh dilihat dari dekat... Semula kukira pohon teh itu batangnya kecil... jadi kalau lewat di sela2nya kita bisa nyelip2 dengan gampang... ups ternyata tidak... Arah tumbuh rantingnya makin ke atas makin melebar... Berjalan di antara pohon2 itu harus hati2 jika tidak ingin tergores batang n ranting2 yang sebenarnya tidak terlalu besar namun cukup keras, kuat dan kokoh... Btw, kok ada aja orang tidak bertanggung jawab yang tidak peduli dengan lingkungan sehingga tega mengotori area pohon teh ini dengan sampah botol air mineral... *berkacak pinggang mode on*
Di sini kita sempet beli gorengan n memakannya di bawah pepohonan besar nan rindang dengan duduk di atas bebatuan... Kena tiup angin sepoi2 lumayan bikin ngantuk... Jadinya tidak berlama2 di sana... selain itu udah jam makan siang nih n kita memilih untuk cari makan di tempat lain aja...
Thursday 5 November 2009
Pertanyaan-Pertanyaan Menyebalkan
Waktu udah punya calon, ganti lagi pertanyaannya, 'kapan nikah..??'. Weleh! Sambil cengar-cengir biasanya kujawab, 'yaah tunggu aja dah tanggal mainnya...'
Kemudian, belum juga dua minggu setelah aku nikah, adaaa aja yang tanya, 'udah isi belum..?' (Yaelaah... baru dua minggu niiih... ). Yang parah, ada juga yang nanya, 'rencananya mau langsung atau ditunda dulu?'. Glekk.!!!
Pas aku udah hamil, pertanyaannya berganti 'terus kamu kapan mau lanjutin sekolah...?' Kalau kujawab 'ya nanti setelah lahiran, mungkin tahun depan'...akan bersambung lagi dengan pertanyaan 'lha trus nanti si kecil gimana? kan nanti masih beberapa bulan umurnya, mau dibawa atau ditinggal?' (secara mereka tau bahwa aku ingin melanjutkan sekolah ke luar)...Ya ampuuun... Please deh... Biar aku dan suamiku aja yang mikir, kaliii....
Hadoh! Masa sih aku mesti bilang semua rencana hidupku ke semua orang... Orang2 Indonesia ini, pengen tauuu aja urusan orang.. Terus, nanti kalau udah tau, dengan bangganya dia bilang lagi ke temennya yang lain, 'eh..eh..tau ga..si fulan kan pacaran sama si itu.. katanya bentar lagi mau nikah lho...' atau 'eh...si fulan udah hamil lho...padahal baru 2 minggu...wah tokcer juga...'. Kayanya mereka ini seneeeng banget kalau jadi yang tau paling dulu...
Pantesan aja di TV makin berkembang biak aja acara infotainment n reality show... n jumlah iklan yang banyak pula pada acara itu merupakan indikasi bahwa acara tersebut diminati n ditonton banyak orang... menandakan pula bahwa orang2 itu senang mengetahui urusan orang yang sifatnya privacy...
Wednesday 4 November 2009
Going To Be A New Mom
Hingga suatu hari di bulan Agustus 2009...
Si Mas : "Dek, kok kamu belum 'dapet' lagi, kayanya udah telat ya...?"
Aku : "Enggak kok, jadwal 'dapet'nya emang minggu2 ini." (sambil mikir, emang iya udah telat? soalnya aku ga nyatet jadwal siklusku sendiri)
Si Mas : "Kamu tuh kayanya udah telat deh...coba di tes...kayanya udah lama ga 'dapet'... Dek...jangan2 kamu" *melirik nakal*
Aku : "Enggaaak..." (tapi dalam hati ga yakin juga)
Si Mas : "Kamu hamil kali, Dek..."
Aku : *cemberut, sambil berharap semoga jangan dulu...*
Namun esok harinya aku penasaran juga untuk tidak mengecek urinku dengan tespack. Kebetulan aku sudah punya 1 buah testpack hadiah bonus dari sobatku waktu aku nikah. Jadilah diam2 aku ke dapur mengambil gelas paling jelek yang ada di situ, kemudian pergi ke kamar mandi untuk buang air. Urinku kutampung di gelas jelek itu. Batang testpack kumasukkan ke dalam cairan urin sesuai petunjuk.. satu detik...dua detik...hingga beberapa detik kemudian muncul garis pertama...dan...*dalam hati aku berdoa...ya Allah jangan sekarang ya...*...kemudian...samar2 muncul juga garis kedua... what?! oh no...(masih ingat...waktu itu rasanya pengen nangis...hiks...)
Dengan langkah gontai aku menuju kamar di mana suamiku masih asyik tidur... Pelan2 kuguncang2 badannya...
Aku : "Mas...Maaass..."
Si Mas : *dengan berat membuka mata* "Ada apa, Dek?"
Aku : "Nihh...gara2 kamu...!" (sambil menyerahkan hasil tespack)
Si Mas : *duduk, masih setengah sadar* "Apa ini...?" *mencoba memahami yang terjadi* "Dek...kamu positif ya..." *cengar-cengir* "Deeekk...kamu hamil.... alhamdulillaah..." *sumringah*
Aku : *cemberut*
Si Mas : *bingung* "Kok sedih...kita mau punya anak, Dek..." *sambil meluk*
Aku : *nangis*
Selanjutnya karena masih ga percaya, (kan bisa aja... hasil testpack kan ga valid 100% toh..., kami beli testpack lagi dengan merek lain... ehmm tepatnya Si Mas sih yang beliin...) dan hasilnya adalah... Positif lagi...!!! :((
Acara selanjutnya ke dokter di rumah sakit terdekat dengan tempat tinggal kami. Langsung di USG...dan hasilnya...
dr. Lina, SpOG : "Waah... ada 2 kantong kehamilan... kemungkinan kembar nih... selamat ya, Bu... moga2 1 laki 1 perempuan...jadi langsung dapet 2-2 nya...
Aku : "Oh ya..." (huaaaaaaaa....1 aja belum mau malah langsung mau dikasih 2...) *nangis dalam hati, tapi tetap tersenyum ke Bu Dokter*
Hehehe...jadi geli sendiri kalau ingat waktu itu...kalau dipikir2...nikah udah... punya suami yang bertanggung jawab... n excited banget sama kehamilanku... kok malah akunya malah sedih... Padahal di luar sana ada beberapa teman n saudaraku yang udah nikah lebih lama dariku...sudah berusaha berobat ke dokter n mencoba berbagai cara yang disarankan banyak orang...menghabiskan banyak uang...namun belum juga mendapat kabar gembira itu...
Ya Allah ampuni dosaku yang kurang bersyukur atas karuniaMu ini... Dan semoga teman2 n saudaraku itu segera diberi keturunan... Amiin.
Catatan:
Sempat berpikir 'wah enak juga nih kalau sekali brojol langsung dapat 2... kan sekalian capek repot n sakitnya'... Sempat berkhayal 'habis itu aku bisa langsung sekolah, n pulang2--di mana usiaku sudah kepala 3--ga perlu mikir untuk ngasih adik buat si sulung'... Sempat berharap 'semoga aja langsung dapet laki n perempuan'... Tapi di kemudian hari baru diketahui bahwa ternyata yang tumbuh dan berkembang hanya satu janin... Yah mau kembar atau tidak, mau laki atau perempuan, alhamdulillah... Aku bersyukur diberi kesempatan indah ini... Semoga si kecil tumbuh sehat, sempurna, normal... Amiin.
Tuesday 3 November 2009
Perjuangan Melawan TOEFL
Iya aku tau kalau keahlian berbahasa merupakan bakat, seperti juga seni..sehingga tidak semua orang dikaruniai bakat berbahasa yang luar biasa... Ada yang dari kecil tidak pernah les bahasa Inggris tapi ngomong inggrisnya cas cis cus... padahal modalnya cuma sering2 nonton film berbahasa Inggris... ada yang dari SD leeesss terus tapi kemampuannya tetap di bawah standar... Yah apa mau dikata..kalau kita termasuk orang yang kemampuannya pas2an dan ingin punya kemampuan lebih ya berarti usahanya harus berkali2 lipat daripada orang yang memang udah bakat dari sononya..
Aku lagi ngomongin tentang TOEFL. Kalau dihitung2, kalau tidak salah hitung juga nih... aku tuh udah pernah ambil tes TOEFL sekitar... hmm... 1...2...3... hmmm... 4...5...6...hmm... 7...8...9...sep...puluh... what..??! 11..??! Yup 11x!!! Kenapa aku bisa sampe tes sebanyak itu...padahal kita tau biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit untuk sekali tes alias untuk ukuranku segitu tuh banyak banget...
Tes pertama, waktu baru lulus kuliah...iseng-iseng doang ... pengen tau aja kemampuan bahasa Inggrisku... Lokasi tes di lembaga les LIA di kota tempat tinggalku...biayanya 100 ribu rupiah. Cukup besar untuk ukuran anak baru lulus kuliah yang dengan uang saku 200 ribu per bulan... Hasilnya: 448. Yeaaah lumayan lah...tahap perkenalan...kan baru pertama, belum pernah latihan soalnya, lagi, jadi aku jg baru tau kalo model soal2 TOEFL tuh kaya gitu toh...
Tes kedua, dalam rangka mau daftar CPNS. Karena di kota tempat tinggalku tes TOEFL dari lembaga yang ditunjuk tidak rutin mengadakan tes, disebabkan oleh jumlah peminat tes yang kurang...sehingga tes hanya diadakan bila jumlah pesertanya memenuhi suatu quota tertentu...maka berangkatlah aku ke kota tetangga yang konon karena banyak peminatnya sehingga tes TOEFL rutin diadakan 1 minggu 1x, bahkan 2x bila tiba musim penerimaan CPNS atau mahasiswa... Hasilnya: 448. Stabil. Baguslah at least kemampuanku tidak menurun walau belajarnya dadakan. Tapi belum memenuhi nilai minimal yang disyaratkan, yaitu 475.
Tes ke-3. Karena waktu yang semakin mepet, maka berkat saran temen, aku ambil tes lagi di lembaga bahasa di universitas negeri di kota tempat tinggal...walaupun dalam persyaratannya lembaga yang ditunjuk bukan itu. Hasilnya: aku lupa tapi seingatku >450 tapi <475.
Tes ke-4. Ternyata eh ternyata... ada perubahan persyaratan (mungkin karena yang memenuhi syarat sedikit ya...)...nilai minimal 475 berubah menjadi 450. Jadilah kukirim aja tuh yang hasil dari tes di lembaga bahasa di universitas negeri di kota tempat tinggalku. Tapi karena kurang yakin, apakah hasil tes dari lembaga itu akan bisa akui atau tidak, lagi2 karena saran n pompa semangat dari temen, akhirnya aku tes lagi dah...lagi2 di kota tetangga. Hasilnya: jreng jreng jreng...463.. Yess! Memenuhi syarat sekarang... Akhirnya...
Tes ke-5 dalam rangka ingin menimba ilmu ke negeri orang... Cuma karena waktu itu niatku untuk sekolah masih setengah2...(karena lebih niat untuk nikah dulu baru sekolah) n ikut2an temen karena temenku ada yang udah niat banget, jadinya belajarku belum maksimal. Lokasi tes di NESO Jakarta. Biayanya (masih) $27.5. Hasilnya: 498.
Tes ke-6, motivasi idem atas. Lokasi di AMINEF Jakarta. Hasilnya: idem juga.
Tes ke-7, temenku udah berangkat ke Negeri Penjajah. Jadinya aku cari temen lain yaitu calon suami yang rela datang jauh dari Bandung dengan motivasi yang sama yaitu untuk dapet scholarship. Lokasi NESO. Hasilnya: 507. Yess! At least ada peningkatan kan...
Tes ke-8, masih ditemenin calon suamiku. Biaya tes naik (oh no...!) jadi $30. Lokasi: NESO. Hasilnya: 517. Kembali ada peningkatan... :)
Tes ke-9, masih ditemenin sama calonku. Lokasi: NESO. Hasilnya: 527. Horee... Poin terus menanjak :)
Tes ke-10, sendirian. Calon suami agak kapok, katanya buang2 duit aja kalau persiapannya tidak matang....oh ya btw dia juga belum mencapai target...11-12 lah sama aku... Lokasi: NESO. Hasilnya: 507. Yaaaahhh.... turun lagi... (dan aku mengkambinghitamkan kesibukanku menjelang pernikahan yang mengakibatkan aku jadi ga bisa belajar maksimal...)
Tes ke-11, rabu kemarin, tanggal 28 oktober 2009, sudah menikah. Aku udah pindah kota, ngikut suami tercinta... Lagi2 kami tes bareng di suatu lembaga bahasa di universitas negeri di kota ini. Biaya 330 ribu... Hasilnya: ... eng ing eng... belum keluar... Hari Senin depan katanya. Ni lagi berharap-harap cemas... Semoga kali ini berhasil... Amiiin... Maka tunggulah di postingan selanjutnya...