Sunday 7 November 2010

Yes, I'm Introvert... So What?

Dulu waktu kecil aku selalu menyalahkan diri sendiri... Kenapa ya aku ini kok susah ngobrol sama orang yang baru dikenal ataupun yang sudah lama dikenal tapi tidak begitu akrab... misalnya sama saudara2 yang ketemunya setahun 1-2 kali... entah kenapa bingung aja gitu memulai pembicaraan... cari bahan obrolan... gak ada ide mau nanya apa atau komentar apa, kalau emang gak ada yang perlu dibicarakan atau ingin aku ketahui...

Di sekolah dan lingkungan tetangga juga gitu... Teman2 akrabku tidak banyak, tapi dengan mereka aku bisa ngobrol banyak.. kok ya adaaaaa aja yang seru untuk diomongin... sebaliknya sama teman2 yang gak begitu akrab aku bisa bener2 mati gaya... Aku tidak akan bicara kalau tidak ditanya.. Jadilah aku terkenal sebagai si pendiam.

Selain itu aku betaaah banget yang namanya menyendiri di kamar... dulu sih sampai sering dikomentarin Mama gara2 hal itu... 'Ngapain aja sih di kamar, dikunci segala, lagi?'.. sebuah pertanyaan yang paling menyebalkan bagiku... Tingkat kebutuhanku akan privacy memang tinggi... Padahal ya di dalam kamar aku melakukan hal2 biasa aja sih, seperti baca buku, nulis buku harian, nulis cerita... bikin kerajinan tangan.. main boneka sendiri... atau ngobrol sama diri sendiri... Cuma aku gak suka aja kalau aktivitasku diketahui orang... Aku gak suka aja kalau tiba2 orang tuaku atau kakakku atau pembantuku langsung masuk kamarku tanpa ketok pintu dulu.. eh tanpa ketok pintu dan menungguku yang membukakan pintu...Selain itu kalau pergi keluar rumah kamarku selalu kukunci... ya, karena aku gak suka kalau ada orang--sekalipun itu ibuku sendiri--masuk kamarku untuk melihat2 atau ngoprek2 apalagi membaca tulisanku... seperti ditelanjangi rasanya...

Makin tambah umur, mungkin karena lingkup pergaulan juga makin luas dan berkembang, tingkat introvertku--hmmm lebih tepatnya yang terlihat kelihatannya ya--makin berkurang.. Aku sudah lebih bisa ngobrol sama orang... basa basi... walau tetap saja, aku lebih merasa nyaman ketika sendirian... tidak banyak berbicara, namun asyik dengan pikiranku sendiri... jadi kalau kelihatannya aku (kadang) banyak bicara dan terlihat ramah itu lebih karena kupikir memang seperti itu caranya bersosialisasi.. supaya tidak dikira sombong karena diam saja... supaya tidak dikira aneh juga... 

Karena tidak suka banyak ngobrol, pulsa handphone-ku irit :D karena aku baru mengontak orang kalau memang perlu... Jadi walau telefon dan SMS sekarang murah bahkan ada yang gratis, kalau gak ada keperluan ya aku gak bakal  atau jarang banget lah ngontak orang untuk sekedar tanya kabar basa basi n ngobrol ngalor ngidul gak penting...


Aku juga gak suka becanda2 berlebihan, ketawa terus2an.. Aku gak suka ngobrol berkelompok dengan banyak orang.. Aku lebih suka ngobrol dengan 1-2 orang saja.. dengan topik yang mendalam, bisa berupa hal pribadi sampai issue nasional.. Aku juga suka diskusi, tapi bukan di forum rapat, seminar, atau kelas... Aku lebih suka diskusi dalam grup kecil... karena terlalu banyak orang berarti terlalu banyak yang bicara... dan itu seringkali menjadi tidak efektif.. Lihat saja rapat2 di kantor, semua orang ingin bicara, berjam2... dan hasilnya..? seringkali bukannya masalah terpecahkan tapi malah makin ruwet.


gambar dari sini.


Aku senang pergi dengan teman.., sekedar belanja, makan, atau nonton... tapi tidak rame2.. 1-2 orang saja... oke, maksimal 3 orang lah... lebih dari itu lebih baik pergi sendiri. Makin banyak orang, banyak kepentingan, jadinya malah tidak efektif.. Jadi tunggu2an.. Jadinya lama.. Aku tidak ada masalah dan nyaman2 saja belanja ke supermarket sendiri, beli baju dan sepatu sendiri (aku tidak perlu orang lain untuk dimintain pertimbangan dalam memilih barang... karena tanpa pendapat orang lain saja aku seringkali sudah kesulitan berdebat dengan diriku sendiri), ke toko buku sendiri, makan di restoran sendiri...




gambar dari sini.


(Btw, Mas, lihat gambar di atas... Itulah kenapa aku kalau milih barang lamaaa banget :D tapi herannya milih partner hidup malah cepet :P)


Aku suka jalan2, travelling, berkegiatan bersamakumpul bareng teman... Aku suka bersosialisasi... tapi semuanya itu tidak dalam grup besar... Aku lebih nyaman bersama 1-2 orang saja... tapi yang benar2 dekat... Jika aku berada di antara segerombolan orang maka aku tidak akan terlihat... Itulah kenapa aku tidak suka pesta.. Kalaupun sekarang aku senang kondangan, bukan karena senang kemeriahannya... bukan pula karena akan bertemu dengan banyak orang yang kukenal... (justru itu yang kuhindari... karena rasanya maleees banget untuk menyapa orang dan berbasa basi... malah kalau aku melihat orang yang aku males untuk menyapanya, maka aku akan berbalik arah...) ...tapi aku lebih karena senang acara makan2nya aja.. sama gak enak kalau gak datang karena sudah diundang (selain hukumnya memang wajib ya untuk datang jika kita diundang selama tidak ada halangan), karena dia datang pas aku nikah dulu, karena dia teman kantorku, karena aku gak punya alasan yang masuk akal untuk tidak datang..




Dalam hal percintaan.. menjadi introvert juga bisa jadi masalah.. 


Balik ke masa lalu... jaman remaja, aku pernah pacaran cuma 1x, itu pun jaman SMP kelas 2 :P gara2 pengen tau aja pacaran tu gimana sih... karena semua teman2ku waktu itu punya pacar... kebetulan ada yang mau sama aku, ya sudah lah kuterima :)) ternyata kegiatan pacaranku jaman SMP itu ya cuma pulang bareng naik angkot, tapi turunnya tetep aja sendiri2, alias gak pernah dianterin sampai rumah juga :)) kasian deh... sama ngobrol di telefon berjam2... (anehnya kalau ngobrol di telefon itu aku bisa ngomong banyak, tapi kalau ketemu malah bingung mau ngomong apa..) oh ya sama kadang2 makan bareng sepulang sekolah, itu pun rame2 sama teman2 yang lain... n pernah juga 1x nonton film di bioskop, yang lagi2 rame2 juga... 

Selanjutnya, setelah tau kalau pacaran cuma begitu doang dan kupikir gak ada manfaatnya.. (yeah, kalau cuma begitu doang mah temenan aja lah, kenapa juga mesti pakai status 'pacaran'?).. Dan aku tidak ada masalah dengan kesendirianku... dengan statusku yang selalu jomblo... aku nyaman2 aja tuh, malam minggu sendirian aja, gak ke mana2... di rumah, baca buku, nonton tv... bahkan sampai aku lulus kuliah dan bekerja... 

Justru yang jadi masalah adalah... lingkungan sekitar... teman2ku.. saudara2.. dan juga orang tuaku sendiri... ya, lingkunganku mungkin menganggapku aneh.. hlah hari gini udah umur segitu belum pernah pacaran.. (mereka gak pernah tau soal pacar jaman SMP ku itu :D) ..kalau orang tuaku sih mungkin lebih ke cemas ya, ini punya anak gadis satu2nya tapi ko gak laku2, kuper, gak gaul :)) untunglah ada beberapa fans yang beberapa kali suka datang ke rumah.. semoga waktu itu (barangkali) agak mengurangi kekhawatiran ibuku.. paling enggak, ada juga lah yang berminat kepada anaknya :P walaupun pada akhirnya pada mundur teratur juga, mungkin karena aku gak pernah mau diajakin jalan malam mingguan... bisa jadi mereka ngiranya aku tidak tertarik dan susah untuk dibikin senang.. jadi paling banter ya cuma ngobrol di teras depan rumah doang, hihihi... yang pernah nembak juga pada akhirnya kutolak semua :))

Dulu aku sempat cemas juga ketika memasuki usia 25.. aku kok merasa nyaman2 aja sendirian ya... Ya aku senang juga kalau ada yang mendekatiku dan kebetulan akunya juga suka... tapi ya sudah gitu aja, cuma sekedar jadi teman ngobrol n jalan... Dan aku bakalan cepat bosan dan ilfeel kalau merasa tidak sealiran, kalau ngobrolnya gak pas, dan aku gak nyaman.. Waktu itu sempat bingung aku bakalan menikah gak ya... karena sepertinya aku terlalu egois untuk berbagi hidup dengan orang lain... Ya, karena aku begitu nyaman berada sendirian di dalam kamar... Membayangkan bahwa nantinya aku akan tinggal 1 rumah dengan seorang lelaki, bahkan bukan hanya 1 rumah, tapi juga 1 kamar dan 1 tempat tidur (!) seumur hidupku.. sungguh2 membuatku harus berpikir berkali2, lagi dan lagi, untuk menikah... maksudku bukan menikahnya... ya tentu saja aku mau menikah... tapi memilih partner hidupnya itu... Apalagi yang kutakutkan selain kehilangan privacy-ku. Mengerikan.

Alhamdulillah akhirnya Allah membuka hatiku bahwa aku membutuhkan partner untuk menjalani hidup ini :) walaupun awalnya sangat tidak nyaman (karena tadinya saat2 favoritku adalah sendirian di kamar sambil bermain2 dengan pikiranku sendiri dan menganalisa banyak hal..) tapi lama2 terbiasa juga... di kemudian hari malah aku mendapati bahwa menikah itu membuat orang jadi saling tergantung satu sama lain... ya, ternyata punya teman hidup sangat menyenangkan... ke mana2 ada yang nemenin... ada teman diskusi setiap saat.. walau tetap saja ya sebagai orang introvert aku sesekali butuh juga waktu untuk menyendiri.. Tapi 1 hal, percayalah, seorang introvert punya komitmen yang kuat dalam berhubungan... karena mereka fokus dan mendalam :)


Setelah menikah, hidup di lingkungan perumahan.. Ketemu dengan hal yang  tidak kusukai lagi: bersosialisasi dengan tetangga. Ya mau gak maulah, harus. Kalau ibu2 kebanyakan senang dengan kegiatan arisan, aku sebaliknya... Jauh di lubuk hati terdalam males banget... datang kumpul2, ngobrol2, ketawa ketiwi... mungkin bagi sebagian besar ibu2 mudah saja... tapi tidak bagiku.. Tadinya selalu cari2 alasan supaya gak datang.. tapi kupikir2 kegiatan ini ada manfaatnya juga ko: silaturahmi.. supaya kenal tetangga, karena merekalah saudara terdekat kita.. ya akhirnya aku memaksa diriku untuk berbaur, dengan fokus pada manfaatnya. Mau belanja sayur..? Aku lebih memilih untuk menyetop tukang sayur ketika lewat depan rumah daripada mesti gabung dengan segerombolan ibu2 yang mengerubuti gerobak sayur di salah satu depan rumah tetangga.


gambar dari sini.

Sekarang di sini... lagi2 temanku tidak banyak... yang agak dekat ya, kalau sekadar kenal sih lumayan lah... Awalnya peluang untuk eksis bersosialisasi besar banget... banyak yang ajakin pergi untuk sekedar nongkrong minum kopi pulang kuliah sama teman2 perempuan, hang out di bar (no way!), pesta yang diadain senior fakultas (no way juga! karena pasti isinya minum2 dan joget2 gak jelas), main bowling sama teman2 1 lantai asrama (males karena ngajakinnya jam 9 malem), atau sekedar jalan2 di Brussel pas kuliah kosong di VUB... Bahkan ajakan belajar rame2 pun aku males gabung.. Aku merasa lebih bisa mengerti ketika belajar sendirian, mencari dari berbagai sumber (buku, catatan, internet), lalu memikirkan dan menganalisanya sendiri... kalau ada yang gak ketemu2 juga pada suatu hal tertentu baru nanya... Aku malah gak bisa konsentrasi kalau belajar rame2.. Jadi kupikir akan percuma dan buang2 waktu saja...


Kadang aku merasa nyaman dengan tidak banyak teman... tapi kadang2 khawatir juga... takutnya kalau suatu saat aku perlu mereka dan mereka tidak ada untukku.. Makanya aku berusaha untuk tetap ramah sama mereka... berusaha (walau sulit banget) untuk ngajak ngobrol (karena aku suka kehabisan ide untuk ngobrolin apa dan bingung juga mesti komentar apa kalau mereka ngomong tentang sesuatu kalau memang aku merasa tidak ada yang perlu kukomentarin... jadinya aku cuma bilang 'ooo..' atau 'yes right..' atau 'wow..'... macam begitulah... atau cuma senyum dan tertawa.. atau dengan ekspresi wajah, tergantung lagi cerita apa..), terus kalau ada yang bisa kubantu ya aku bantu... kalau ada yang bisa aku kasih ya aku kasih... gitu2 aja so far..


Aneh memang... tapi berada di lingkungan manusia2 ekstrovert bagiku melelahkan.. harus berakting.. Lain dengan berteman sama sesama introvert... kami bisa merasa nyaman2 aja naik bis duduk sebelahan setengah jam tanpa ngobrol apapun... tanpa merasa bersalah.


Begitulah, akhirnya aku mencari lebih jauh lagi, apakah ini normal..? ternyata ya ini normal.. ini hanya jenis kepribadian saja.. tidak ada yang salah.. keanekaragaman sifatlah yang membuat dunia kaya.. mana mungkin semua harus senang bicara.. mana mungkin semua orang harus periang.. dunia butuh keseimbangan... lihat saja, orang yang rame seringkali memilih pasangan yang kalem... orang yang serius dan dingin tidak jarang mencari pasangan yang ceria dan supel..


Tidak ada yang sempurna di dunia ini... semua punya kelebihan dan kekurangan... Kekuranganku ini adalah bagian dari perjuanganku.. Aku lebih senang menulis daripada bicara... tapi di sini nanti ujiannya oral.. ya itulah perjuanganku... Memikirkannya saja sudah bikin gak nyaman, tangan dingin, jantung berdebar, sakit perut... Apalagi memikirkan thesis defense.. Uuuuhhhhh... Padahal masih lama tuh... tetap aja.. yang kutakutkan tuh bukan materinya... yeah nanti kan kukerjakan sendiri, mestinya nanti aku akan harus bisa menguasainya... oke, silakan tertawa, mungkin bagimu ini konyol.. tapi yang kutakutkan adalah presentasinya, tampil di depan banyak orang dan berbicara! (mengingat pengalaman presentasi kerja praktek yang memalukan, suara hampir tidak keluar, jadinya bergetar... padahal yang ada di hadapanku itu ya temen2ku sendiri juga, yang sudah biasa ngobrol bareng becanda bareng... dan dosen yang sudah kukenal baik dan akrab juga... bukan dosen killer yang menakutkan..) ..tapi justru pas sidang tugas akhir malah sukses... karena sidangnya tertutup, cuma dihadiri 2 atau 3 dosen ya aku lupa, sama partner TA-ku tentunya.


Terima kasih untuk banyak orang yang blog2nya ada tulisan soal introvertnya yang aku baca... Membuatku lebih percaya.. bahwa introvert adalah jenis kepribadian... yang tidak perlu diubah... karena jiwa adalah hak tiap makhluk hidup... memaksa seorang introvert untuk melakukan apa yang biasa dilakukan ekstrovert sama beratnya dengan memaksa seorang ekstrovert melakukan hal2 yang biasa dilakukan introvert... Tapi untuk bisa bertahan hidup manusia perlu beradaptasi sesuai situasi dan kondisi...


Tampil, berbicara, berada di antara banyak orang, bersosialisasi, berbasa-basi, memang bukan zona nyamanku... Because I'm introvert... So what? Tapi aku akan berusaha...!  Hanya perlu keluar sejenak dari zona nyamanku. Dan aku yakin bisa.

No comments:

Post a Comment